Jumat, 16 Agustus 2013

Utang Cimol Part 13

di 18.05
                

Ruangan itu tampak begitu asing. Hanya ada gambaran warna putih dan aroma yang terasa menusuk hidung. Udara dingin merayap masuk melalui dinding-dinding tebal yang sunyi. Tidak ada suara kehidupan, hanyalah bunyi mesin pendetak jantung yang saling bersahutan.               
  Seseorang perlahan membuka matanya. Masih dapat ia rasakan denyutan di kepalanya yang membuatnya sedikit merasakan sakit. Belum separuh matanya terbuka, ia dapat melihat sesosok bayangan hitam berada didepannya. Sosok bayangan itu semakin lama semakin jelas, meskipun butuh waktu untuk menghilangkan samar-samar bentuk wajahnya, tapi orang itu yakin bahwa dia adalah manusia “Aku belum mati.” Kata-kata itu terucap lewat hatinya. Entah bagaimana kata-kata itu muncul, yang jelas ia merasakan bahwa dirinya seperti bukan berada di dunia yang jelas. Dia seperti berada di antara mimpi atau nyata dan dia bingung apakah ia masih hidup atau sudah mati. Namun semua itu sudah terjawab sekarang.               
 Orang itu kembali melihat sosok manusia yang sedang berdiri di depannya dengan wajah yang begitu sangat sedih. Air mata telah membanjiri seluruh pipinya, dan dia menutup mulutnya seolah ingin menahan teriakannya atau terkejut yang amat sangat sehingga membuatnya nyaris tidak percaya.             
   “Ka-u..su-su-dah sadar?” Tanya orang yang sedang menangis itu berusaha untuk menyembunyikan perasaannya. Bahagia, kaget, terharu, lega mencampur jadi satu dan itu membuatnya susah untuk bicara.                
Orang itu terus menerus menjatuhkan air mata, penyesalannya yang amat besar membuat dirinya menderita selama ini. Setelah menyadari semua perasaannya, orang itu kini hanya ingin memperbaiki semuanya dan itu harus diawali bersama orang yang ada di depannya ini, orang yang baru saja membuka matanya, seseorang yang amat sangat dicintainya, tapi...               
 “Kau ...siapa?” Jawab orang yang baru membuka mata itu dengan sangat bingung.                                                                                                                         ***



                “Keadaan Sachy saat ini bisa dikatakan cukup baik, kita bisa berharap Sachy cepat pulih. Kendalanya Cuma satu, yaitu Sachy tidak bisa mengingat kejadian-kejadian yang baru saja terjadi padanya. Entah kejadian setahun yang lalu, dua tahun yang lalu, untuk memastikannya kita sama-sama menunggu perkembangan Sachy selanjutnya. Mungkin ini disebabkan karena stress yang dia alami sebelum kecelakaan itu terjadi. Tapi mungkin ini bersifat sementara, jadi anda tenang saja.” Ucap dokter menjelaskan tentang kondisi Sachy sekarang pasca ia sadar dari komanya.              
  “Lalu..kapan ingatannya kembali pulih, dok?” Tanya Nala dengan penuh kecemasan. Dia benar-benar Syok saat Sachy tidak mengenalinya, dan itu membuatnya takut setengah mati. Tere mendekati Nala, dan dia memegang pundak Nala, mencoba menenangkan Nala yang sedang kalut.               
 “Kalau itu saya tidak bisa memastikannya. Kita tunggu saja kondisi Sachy selanjutnya.” Jawab dokter kemudian segera berlalu.              
  Nala langsung lemas seketika. Tiba-tiba perasaan menyesal itu datang lagi, seakan jatuh dari atas, menimpa tubuhnya, dan membuatnya hancur seketika. Nala tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, seandaikan waktu bisa diulang kembali...            
    “Sabar Nala..mungkin ini cobaan dari Sang Kuasa untuk cinta kalian berdua. Kamu harus kuat dan jangan pernah menyerah. Bukankah cinta itu butuh pengorbanan dan perjuangan? Tegarkan hatimu ya?” Ujar Tere memberi nasihat, Nala tersenyum dan mengangguk. Meskipun ini berat, tapi ia bertekad akan melalui ini semua.               
 “Terimakasih, paman.” Ucap Nala dengan tulus. Tere tersenyum, dan mengusap kepala Nala sejenak. Lalu dia menepuk lengan Nala dan mengajaknya, “Ayuh kita lihat Sachy.”                                                                                             



                                                                           ***              
   “Sekarang aku ada dimana Paman?” Tanya Sachy kepada Tere dengan menggunakan bahasa Korea. Nala yang tidak mengerti Bahasa Korea  hanya bisa diam.               
 “Kita di Indonesia Sachy, dan sudah hampir 3 tahun kita disini.” Jawab Tere sembari sekilas menoleh ke arah Nala dan seolah berkata bahwa ia akan menceritakan semua apa yang tadi Sachy katakan.                “Lalu..” Sachy sekilas melirik ke arah Nala, “Siapa dia?”               
 Tere tampak bingung menjelaskan kepada Sachy, karena dia sendiripun tidak tahu status hubungan mereka berdua. Nala yang merasa dirinya sedang dibicarakan, menoleh ke arah Tere.                
“Dia..dia...” Tere tampak bingung mengatakannya, jika dia mengatakan bahwa Nala temannya itu tidak benar karena dia tahu perasaan mereka berdua lebih dari sekedar teman, namun jika Tere mengatakan bahwa Nala adalah pacarnya itu juga sama ajah bohong karena mereka belum resmi berpacaran.                “Apakah dia orang yang dekat denganku? Karena aku melihatnya menangis saat pertama kali aku membuka mataku.” Tebak Sachy sambil menunjuk Nala. Nala yang tahu dirinya ditunjuk, langsung menoleh ke arah Tere. Dia benar-benar penasaran apa yang dikatakan Sachy barusan.                
Tere yang benar-benar tidak tahu harus menjawab apa, langsung mengangguk mendengar tebakan Sachy yang bisa dikatakan benar.            
    Sachypun mengangguk mengerti. Namun dia tidak membahas masalah itu lagi. Tiba-tiba matanya menerawang, ada sesuatu yang ia ingat. Tapi sebelumnya dia bertanya lagi pada Tere,               
  “Kenapa aku bisa ada disini?”               
 “Kau kecelakaan Sachy.” Jawab Tere singkat. Sachy menggeleng pelan..              
  “Bukan! Maksudku kenapa aku bisa ada di Indonesia? Dan kenapa aku tidak bisa mengingat kejadian sebelum aku kecelakaan? Apa yang terjadi denganku, paman?” Tanya Sachy lagi dengan kebingungan yang amat jelas, setiap dia ingin mengingatnya sendiri tiba-tiba saja kepalanya terasa sakit dan itu membuatnya menyerah dan jalan pintasnya Tere harus menceritakan semuanya padanya.              
  “Kau mengalami amnesia Sachy, tapi tenang saja dokter mengatakan ingatanmu segera pulih. Lebih baik kau istirahat saja, kondisimu masih sangat lemah, bukan? Jika keadaanmu sudah lebih baik, pasti akan aku ceritakan semuanya. Oke?” Ujar Tere menyuruh Sachy untuk beristirahat, dan Sachy pun mengangguk setuju.    Terepun mengajak Nala untuk keluar karena Sachy akan beristirahat, namun saat mereka berdua baru saja berbalik, tiba-tiba dari arah belakang Sachy berkata lagi.. “Tunggu Paman,”              
  Tere dan Nala langsung menghentikan langkah mereka dan spontan berbalik lagi ke arah Sachy.                “Dimana Park Minho, kenapa aku tidak melihatnya?” Tanya Sachy penasaran, dia baru menyadari bahwa ia merasa ada sesuatu yang hilang dan tiba-tiba saja terlintas di benaknya bahwa itu adalah Minho.                Tere yang mendengar pertanyaan Sachy langsung mematung seketika. Tidak menyangka bahwa Sachy akan mengingat nama itu lagi bahkan menyebutnya. Tahu bahwa Tere sedang terkejut dengan pertanyaan Sachy barusan, Nala menyikut pelan lengan Tere dan bertanya, “Siapa Park Minho?”                
“Dia...” Tere menjawabnya dengan gugup, “Pacar Sachy di Korea dulu.”Mendengar jawaban Tere, tiba-tiba saja Nala seperti dikejutkan oleh sengatan listrik 1000 Volt. Memang Nala tidak bisa mengerti bahasa Korea, tapi dia tidak jarang melihat drama Korea, dan nama Park Minho setahu Nala..bukankah itu nama laki-laki?Dan ketakutan yang amat besar menerkam Nala, Nala menoleh ke arah Tere, “Maksudnya pacar Sachy...?” Nala sengaja menggantungkan kalimatnya karena ia sendiripun takut untuk melanjutkannya.                
“Ya!” Dengan amat menyesal, Tere mengangguk lemas. Nala menutup mulutnya yang tiba-tiba terbuka lebar. Rasanya dunia ini menjatuhi dirinya begitu saja, Nala yang belum siap seakan mau ambruk seketika.                                                                               


                                                                                       

                                                                                 ***







Baca Yang Ini Juga Yah?:

0 komentar on "Utang Cimol Part 13"

Posting Komentar

Baca Juga Postingan Terbaru

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Catatan Sakura Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ways To Make Money Online | Surviving Infidelity by Blogger Templates