Selasa, 20 Agustus 2013

Terimakasih

di 07.30




Apa yang membuat persahabatan itu indah ?
Karena persahabatan memiliki rasa kesal sekaligus maaf, juga benci sekaligus sayang..

Tidak ada yang bisa lolos dari yang namanya pertengkaran. Pertengkaran itu akan selalu ada, sekecil apapun. Tapi pertengkaran itu akan berubah menjadi indah takala rasa maaf itu hadir di tengah-tengah memberikan kebahagian dan menambahkan rasa sayang..

Sifat egoisme selalu ada pada diri manusia tak luput bagi diriku yang termasuk manusia. Kadang ada rasa ingin di hargai, di akui, di anggap, di pandang, di rasa..
Seiring bertambahnya usia persahabatan kami, tak luput juga pertengkaran hadir sebagai bumbu penyedap.. Entah berapa kali kami bertengkar, 3, 4, 5 atau mungkin lebih..
Di setiap pertengkaran, seringnya lah aku yang menjadi tokoh yang marah.. sedangkan Ainul adalah tokoh yang aku marahin..
Tidak pernah ada kata-kata kasar dengan nada keras terlontar, hanya diam seribu bahasa. Tapi meskipun hanya diam.. itu sudah begitu sangat menyakitkan, karena yang tadinya selalu bersama, berbincang, sekarang hanya untuk sekedar menyapa pun menjadi begitu sangat langka bagi kami..
Aku adalah tipe orang yang kuat jika di suruh ‘ngambek’, meskipun sebenarnya itu juga sangat menyiksaku karena aku juga tipe orang yang kalau marah anget-angetan ta’i ayam..
Tidak sulit bagi orang meminta maaf padaku, dan itulah mengapa aku begitu heran padanya..
Sebenarnya obat dari penyakit ‘ngambek’ku adalah kata ‘maaf’.. Ibuku sudah sangat memahaminya.. tapi nampaknya bagi seorang Ainul Khasanah.. dia tidak bisa memahaminya atau mungkin lebih tepatnya tidak mau memahaminya..
Entahlah, dia pun ternyata kuat di ‘ngambek’ in orang. Terbukti pernah suatu ketika, kami diem-diem-an hampir seminggu padahal kami tahu bahwa Kanjeng Nabi melarang umatnya untuk diem-dieman lebih dari 3 hari.. Selama seminggu itulah aku merasa begitu sangat kesepian meskipun rasa kesepian itu Aku sembunyikan rapat-rapat di hadapannya.. Ingin aku meminta maaf padanya tapi rasa ‘gengsi’ ku langsung protes dan menolak mentah-mentah. Pada akhirnya keinginan minta maaf terlebih dahulu itu hanya bisa aku telan kembali...
Aku akui, aku memiliki sifat egois dan gengsi yang tinggi.. itulah mengapa butuh porsi kesabaran yang lebih untuk menghadapiku (*senyum kesadaran)
Syukurnya Ainul memiliki perut yang besar untuk menampung porsi lebih itu.. (ehh bukan perut tapi hati.). Seringnya dia yang akhirnya minta maaf padaku atau mengajak aku ngobrol dulu atau mengirimku surat terlebih dahulu..
Pernah, sekali.. kita bertengkar hebat, bahkan jika aku boleh lebay, aku menyebutnya sebagai perang dunia ke-3. Aku begitu marah padanya meskipun aku tahu dia tidak sepenuhnya salah. Tapi lagi-lagi Setan dalam diriku menang, aku pun mengetuk palu 3 kali.. ‘bahwa aku tidak akan mengalah.’
Tapi rupanya dia pun ‘membusungkan dada’ , seolah berkata padaku ‘tidak ada bendera putih lagi kali ini’. Aku pun hanya tersenyum sinis, rupanya dia juga tidak mau mengalah. “Oke.. kita lihat saja nanti, siapa yang akhirnya akan mengalah terlebih dahulu..”
Lalu.. bagaimanakah akhirnya? Siapakah yang menang..?
Rupanya aku dulu yang meminta maaf padanya, lewat surat yang aku titipkan pada temanku yang bernama Aya. Dan ternyata.. dia pun juga akan melakukan hal yang sama. Dia berkata, sebenarnya dia sudah niat akan mengirim surat untukku..
Dalam balasan surat yang dia tulis untukku, dia berkata .. bahwa dia juga menyesal dan menjelaskan semuanya padaku tentang perkara yang telah membuatku marah..
Dan.. aku baru tahu ternyata dia tidak seperti yang aku pikirkan, bukan! Bukan karena dia ‘membusung dada’ atau tidak mau mengalah selama ini.. karena sebenarnya dia tidak memiliki gengsi yang tinggi seperti ku,
dia ikut mendiami ku karena dia tahu.. satu-satunya cara untuk berdamai adalah membiarkan waktu,,
Membiarkan waktu untuk membuatku berfikir dan memahami keadaan yang sebenarnya.. karena jika kata ‘maaf’ itu langsung terlontar, aku tidak akan bisa berfikir dan memahami keadaan yang sebenarnya..
Ya! Kejadian itulah yang membuatku sadar.. bahwa aku bersyukur mengenalnya dan menjadikannya sahabatku, karena dengannya yang memahamiku dan mengerti diriku lebih dari diriku sendiri..


Untukmu.. “Terimakasih yaa”


Baca Yang Ini Juga Yah?:

0 komentar on "Terimakasih"

Posting Komentar

Baca Juga Postingan Terbaru

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Catatan Sakura Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ways To Make Money Online | Surviving Infidelity by Blogger Templates