Minggu, 19 Agustus 2012

Utang Cimol Part 9

di 19.12


“Bisa ganti wanita itu dengan kamu aja.” Kata-kata itu terus mengiang-ngiang seperti dengungan lebah.
“Aku lebih menyukaimu.” Nala menelan ludahnya. Entah apa maksud yang terkandung di dalam permohonan Sachy saat itu, yang jelas Nala merasa jantungnya berdetak lebih kencang. Sampai saat ini, ketika dia mengingat lagi secara otomatis jantungnya berdetak tidak normal.
“Ada apa denganku?.” Nala menyentuh dua pipinya dan merasa ada yang aneh saat dia merasa pipinya itu panas. Nala pikir dia sedang sakit, jadi Nala segera mengambil air putih dan meminumnya tanpa ada satupun jeda.
                                                                                ***
Pagi telah menyambut.Matahari kembali hadir mengisi absennya. Kicauan burung menjadi pelengkap akan awalnya hari itu. Sepertinya hari itu akan berjalan seperti biasanya, tapi..

 Nala mengedip-ngedipkan matanya. Tidurnya tadi malam sangat tidak nyenyak. Nala tidak tahu apa penyebabnya. Yang jelas saat pagi telah menyambut, Nala langsung mencari Hpnya.
Terdengar bunyi ketikan dari tombol  Hpnya. Nala menulisnya dengan cepat, tapi dia tampak bimbang untuk mengirimnya dengan cepat juga. Namun akhirnya Nala nekat mengirimnya.
Setelah mengirim pesan singkat itu Nala tampak gelisah. Dia membolak-balikkan badannya di kasur. Dia dengan cemas dan perasaan tidak tenang menunggu balasan dari pesannya itu.
‘Trtt..Trtt..’ Tidak beberapa lama, balasan itu akhirnya datang juga. Nala segera mengambil Hpnya dan membukanya dengan perasaan sangat tidak sabar.
From : Utang Cimol
Jadi..
U siap” yah? Q jemput  tepat jam 9. ^^
Received :
06:15:35 am
Today
Setelah selesai membacanya, tubuh Nala langsung terbangun. Sambil duduk Nala masih memegang Hpnya dan sempat membacanya lagi. Setelah dia rasa bacaannya benar, Nala langsung beranjak dan tanpa menunggu waktu lama Nala segera berlari ke kamar mandi.
                                                                                ***
“Ke sini?.” Kening Nala berkerut 3 lapisan, dia bingung saat mengetahui Sachy membawanya ke Dunia Fantasi alias DUFAN.
“Ya! Kenapa kamu gak mau?.” Sachy merasa ada yang aneh dari nada pertanyaan Nala barusan. Tapi Nala langsung menggeleng, dia sama sekali tidak keberatan, hanya saja..
“Aku hanya bosen aja. Abis udah gak ke itung berapa kali aja aku ke Dufan.” Ucap Nala sambil tersenyum. Sachy tampak lega mendengarnya, dia kira Nala tidak menyukainya.
“Oooh. Tapi gak apa-apa kan kalau kita kesini? Habisnya selama aku di Indonesia dan tinggal di Jakarta aku sama sekali belum pernah mengunjunginya.” Ujar Sachy malu-malu.
“Iya. Gak apa-apa kok. Sebagai seseorang yang di ajak, seharusnya aku nurut aja kan sama yang mengajak?.” Nala tersenyum manis. Manis sekali sampai Sachy tidak berkedip dibuatnya.
                                                                                ***
“Jadi hari ini aku akan menjalani Tips pertama dari kamu. Hari ini kamu jadi guruku. Dan seorang guru harus mengajar muridnya dengan baik kan?” Ucap Sachy sesaat sebelum mereka keluar dari mobil. Nala tersenyum mendengar ucapan Sachy meski dia sadar sekali jantungnya kembali kumat.
“Jadi guruku..hal pertama apakah yang harus aku lakukan?.” Tanya Sachy lagi. Dan Nala sadar, dia tidak tahu jawabannya. Nala tampak kebingungan, dia baru sadar dia sama sekali tidak tahu harus bagaimana memulainya.
Sachy tersenyum melihat ekspresi kebingungan Nala, lalu dia mengulurkan tangannya.
“Bagaimana kalau kita jalani hari ini dengan apa adanya aja. Biarkan semuanya berjalan seperti air mengalir tanpa ada rencana sebelumnya. Biarkan muridmu ini mencobanya sendiri, dan jika nanti muridmu ini melakukan kesalahan, guru boleh kok menjewernya. Tapi jangan sakit-sakit yah?.” Ujar Sachy masih dengan senyumnya. Sekilas Nala terpesona dengan senyum itu, tapi kemudian dia mengalihkan pikirannya agar tidak kemana-kemana. Nala memikirkan ucapan Sachy barusan, seperti air mengalir?. Nala rasa itu ide yang tidak terlalu buruk. Lagian dia juga bingung bagaimana memberi pengajaran jika objeknya langsung dirinya. Akhirnya Nala tersenyum, dan sekilas mengangguk meskipun tangannya tidak menerima uluran tangan Sachy.
                                                                                ***
Setelah membeli tiket, mereka berdua masuk juga ke area DUFAN itu. Sachy sekilas tampak terpesona karena sebelumnya dia tidak pernah ke tempat wahana permainan seperti ini meskipun dia ada di Korea dulu. Sachy tampak tidak sabar untuk mencoba salah satu permainan, rasanya dia ingin mencoba semua permainan yang ada di DUFAN. Dan permainan pertama yang di jejalnya adalah NIAGARA-GARA. Sebenarnya Nala tidak menyetujuinya karena dia pikir mereka baru masuk dan dia tidak ingin bajunya basah. Akhirnya Sachy mencoba permainan itu sendirian karena dia ingin sekali mencobanya. Nala mengiijinkannya dan dia akan menunggu Sachy di tempat yang tidak jauh.
Sambil menunggu Sachy, Nala iseng melihat penjual Ice Cream. Hal yang menyita perhatiannya adalah Ice Cream itu bertemakan sepasang kekasih. Dan yang membelinya harus sepasang kekasih karena Ice Cream itu berpasangan. Nala jadi ingin membelinya, dia pikir Ice Cream itu sangat lucu dan pasti rasanya enak. Lagian Nala sangat suka sekali dengan Ice Cream, lalu tanpa pikir panjang lagi Nala segera membelinya.
Nala dengan wajah ceria mendatangi Sachy yang baru keluar dari wahana Niagara-gara itu. Dengan sepasang Ice Cream di tangannya Nala berniat akan segera mengasihkannya. Tapi saat itu Nala tidak sedang beruntung. Dari belakang ada yang mendorongnya dan membuat Nala hampir terjatuh. Salah satu Es itu terjatuh tepat di depan kaki Sachy. Nala memandanginya sedih, dia menyesali kejadian itu.
“Aduh Ice Creamnya jatuh. Sayang banget padahal Ice Cream itu harus beli 2. “ Ucap Nala dengan sedih, “Nih buat kamu aja.” Nala menyodorkan Ice Cream satunya kepada Sachy. Tapi saat Nala menyodorkannya, Sachy malah memegang tangan Nala dan mengajaknya duduk di sebuah kursi panjang.
Sachy mengambil Ice Cream itu, lalu mencicipinya sedikit. Kemudian dia menyuapi Ice Cream itu kepada Nala. Awalnya Nala menolak, tapi Sachy segera melotot dengan wajah sangat menyeramkan. Nala pun menurutinya dan memakan sedikit Ice Cream itu. Setelah Nala, gantian Sachy yang memakannya. Hal itu terus dilakukan secara berulang-ulang kali. Akhirnya kesedihan Nala hilang total, dia tersenyum senang. Mereka saling bercanda. Saat Sachy akan menyuapinya, Sachy sengaja menempelkan Ice Cream itu di hidung Nala membuat Nala seperti badut. Nala tidak terima, dia pun mencolet Ice Cream itu kemudian menaruhnya tepat di kening Sachy membuatnya seperti orang India. Nala tertawa melihat wajah Sachy. Sachy pun langsung membalasnya lagi, dan akhirnya mereka berdua tertawa bersama-sama.
                                                                                ***
“Ayo kita naik wahana itu?.” Ajak Sachy sambil menunjuk salah satu wahana kepada Nala. Nala melihat wahana itu dan dia langsung menelan ludahnya.
“TORNADO?.” Nala merinding melihat permainan itu. Jujur saja meskipun sudah sering ke DUFAN, Nala tidak pernah berani mencoba permainan yang menyeramkan seperti itu.
“Iyaa? Kamu mau kan yah?.” Pinta Sachy penuh harap.
“Kenapa kita gak coba ke rumah boneka aja? Disana bagus sekali loh Sachy..?” Ujar Nala menawarkan yang lain. Sachy langsung menggeleng.
“Aku gak mau. Ayolah Nala..aku mohon, kamu mau yah? Jangan bilang kamu gak berani sama permainan kaya gitu? Aku yakin kamu cewek pemberani. Jadi mau yah? Pleasee.” Sachy memohon dengan sangat. Jika laki-laki sudah melakukan itu akan sangat memalukan sekali jika tidak dituruti. Sachy pasti berfikir Nala adalah cewek penakut dan dia pasti merasa tidak mengasyikan sekali jalan bersamanya. Akhirnya dengan berat hati Nala mengangguk.
“Tentu saja. Bagi seorang Nala permainan seperti itu sangat kecil.” Ujar Nala bohong, sebenarnya wajahnya terlihat sekali sangat tragis, Nala merasa dirinya akan mati sesudah itu.
Sachy sama sekali tidak menyadari perubahan wajah Nala. Dia begitu asyiknya menikmati wahana permainan itu sedangkan Nala mati-matian menahan dirinya agar tidak pingsan. Sekilas Nala memerhatikan wajah Sachy dan dia ikut bahagia melihat wajah Sachy yang tampak bahagia. Sebenarnya selama ini Nala masih merasa bersalah kepada Sachy mengenai konflik itu. Tapi untungnya dia bisa membuat Sachy tampak bahagia meskipun apa yang dilakukannya sangat kecil.
“Nala! Kamu tahu gak tadi permainannya asyik banget. Aku ngerasa mau terbang tahu dan kamu percaya gak? Aku juga merasa masalahku juga ikut terbang. Kini aku merasa bebanku juga ikut hilang. Makasih yah?.” Sachy tersenyum bahagia, wajahnya terlihat sangat cerah. Tapi Nala hanya tersenyum, tidak menjawab apa-apa.
Sebenarnya Nala menahan sesuatu. Ya! Dia ingin sekali muntah. Kepalanya pun terasa berdenyut-denyut. Tapi dia menahan mati-matian agar dia tidak mengeluarkan makanan yang ada di dalam perutnya karena dia takut akan merusak kebahagian Sachy.
“Aku kagum banget sama kamu loh Nala. Ternyata kamu cewek yang hebat. Dari banyak cewek yang aku lihat, hanya kamu aja yang gak teriak. Aku yang cowok aja teriak. Wah..aku benar-benar kagum, kamu cewek yang sangat..”
“WOEK!! WOEK!!.” Jebol sudah pertahanan Nala!. Belum sempat Sachy menyelesaikan pujiannya, Nala sudah memuntahkan semua isi yang dari tadi dia tahan. Dia sudah tidak sanggup lagi. Dan Sachy hanya bengong tidak percaya.
“Wooeek..woeekk.” Nala merasa dirinya akan ambruk sebentar lagi. Yang dia muntahkan begitu banyak, sebetulnya dia malu sekali dengan Sachy tapi mau gimana lagi, dia sudah tidak sanggup. Setelah selesai dari ke-bengongannya Sachy langsung mendekati Nala, dan dengan halus dia memijat tengkuk Nala. Hal itu membuat Nala semakin malu.
“Kamu gak perlu malu sama aku. Aku gak akan ngetawain kamu kok. Bagi aku kamu tetep cewek paling hebat, karena kamu mau mencoba sesuatu yang awalnya kamu tidak berani. Aku kagum sama kamu.” Ucap Sachy membuat hati Nala damai. Nala sekilas menatap mata Sachy, dan dia tersenyum. Sachy pun membalas tatapan Nala dan dia juga ikut tersenyum.
Sachy mengajak Nala untuk makan siang, karena Sachy tahu Nala harus makan secara perutnya sudah terkuras habis. Setelah makan, tubuh Nala masih belum seimbang. Itu dikarenakan kepalanya yang pusing sekali. Nala hampir saja jatuh kalau saja Sachy tidak cepat menahan tubuhnya.
Sachy menurunkan badannya dan tangannya ke arah belakang tubuhnya. “Ayo..”
“Apa?.” Tanya Nala tidak mengerti.
“Aku gendong kamu.”Jawab Sachy datar. Nala langsung terkejut. Wajahnya merona merah.
“Ndak ah. Aku masih bisa jalan kok Sachy. Lagian malu juga dilihat orang.”Tolak Nala langsung. Tapi Sachy tidak mempedulikannya, dengan tangannya yang kebelakang, dia bisa menjangkau Nala dan menariknya ke dekat tubuhnya.
“Kalau kamu gak mau, aku akan bopong kamu. Pilih mana, gendong belakang atau aku bopong kaya pengantin baru?.” Ucapan Sachy membuat Nala semakin terkejut. Dia benar-benar tidak menyangka Sachy akan mengucapkan kata-kata seperti itu. Jantung Nala kembali kumat bahkan lebih parah.
Nala masih tidak bergerak, Sachy langsung berbalik dan dia hampir mengangkat tubuh Nala dan membopongnya tapi Nala langsung menghindar. Nala sangat ketakutan melihat aksi Sachy barusan.
“Iya..iyaa..aku pilih gendong belakang aja.” Ucap Nala dengan gemetar. Sachy tersenyum menang. Diapun membalikan badannya lagi dan setengah berjongkok. Dengan gemetar, Nala melingkarkan lengannya di pundak Sachy dan saat itu juga Sachy langsung mengangkat tubuhnya. Nala memejamkan matanya, rasanya ini seribu kali lebih menegangkan daripada menaiki wahana Tornado tadi.

                                                                                ***
Rasanya Nala masih tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi meskipun sekarang dia sudah berada di depan rumahnya dan hal itu sudah berlalu. Tapi membayangkannya lagi, bagaimana dia berada sedekat itu dengan Sachy, mencium aroma shamponya, merasakan lembutnya rambutnya di pipinya, mencium parfum yang dipakainya, semua itu membuat Nala hampir gila!. Bahkan Nala merasa jantungnya akan loncat ke atas langit atau dianya yang akan terbang?
“Nala..kita udah sampai?.” Ujar Sachy kembali menyadarkan Nala. Nala langsung menoleh dan saat dia melihat wajah Sachy dengan senyumnya itu..”DEG..DEG..DEG..DEG..”
“Aku harus ke dokter.” Ucap Nala tanpa dia sadari.
“Yah..kalau kau merasa masih tidak enak, memang lebih baik ke dokter. Tapi aku sarankan kamu istirahat aja dulu dan makan yang banyak.” Sachy tidak tahu sebenarnya maksud ucapan Nala ke dokter itu bukan untuk memeriksakan kesehatannya tapi untuk memeriksakan jantungnya ini. Nala takut bisa-bisa jantungnya ini akan pecah.
“Ya udah, aku balik dulu yah?. Makasih atas jalan-jalannya hari ini.” Ucap Nala lagi sambil melepas sabuk pengamannya dan membuka pintu. Nala ijin pamit dan dia keluar dari mobil.
Tapi Sachy langsung menyusulnya dan ikut keluar dari pintu. Sachy mendekati Nala dan dia tampak berfikir.
“Nala..boleh aku lakukan sesuatu?.” Tanyanya meminta ijin.
“Apa?.” Tanya Nala datar. Belum Sachy mengatakan maksud permintaannya, dia langsung menarik tubuh Nala dan memeluknya. Mata Nala membulat, dan dia sangat terkejut. Tidak lama Sachy memeluk Nala tapi itu sudah membuat Nala mematung dalam sekejap.
“Ini yang biasa aku lihat di Flm-flm atau drama saat seseorang habis melakukan kencan. Hm..seharusnya aku yang mengucapkan terimakasih, berkatmu aku sangat bahagia. Ini adalah hari yang tidak akan pernah aku lupakan.”Ujar Sachy dengan perasaan sangat senang dan diiringi senyumnya yang sangat lebar sedangkan dia sama sekali tidak mempedulikan hal apa yang terjadi dengan Nala akibat insiden itu.
“Ya udah, aku pergi dulu yaah. Sampai ketemu besok.” Pamit Sachy. Dia lalu berjalan ke arah mobilnya lagi. Dan tanpa menunggu lama dia sudah menghilang bersama mobilnya. Hanya tinggal Nala dan rasa keterkejutan yang masih ada. Untuk waktu yang lama Nala masih belum percaya apa yang tadi barusan Sachy lakukan padanya dan tentang salah satu kata yang Sachy ucapkan, “Kencan”.

                                                                                ***


Baca Yang Ini Juga Yah?:

0 komentar on "Utang Cimol Part 9"

Posting Komentar

Baca Juga Postingan Terbaru

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Catatan Sakura Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ways To Make Money Online | Surviving Infidelity by Blogger Templates